 |
| Bendungan |
PERSePSIPOST, Jakarta - Proyek pembangunan Bendungan Keureuto di Aceh Utara dimulai setelah penandatanganan Perjanjian Kerjasama dilakukan PT Brantas Adipraya dan Hutama Karya dan Wijaya Karya. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meminta kepada para satuan kerja dan pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk mengerjakan bendungan dengan tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan karena menggunakan uang negara.
"Maka
pergunakan dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Balai, Satker dan PPK
adalah perwakilan pemerintah di daerah dan sebagai ujung tombak di daerah,
" katanya melalui keterangan pers, Jumat 6 Maret 2015.
Bendungan Keureuto dibangun untuk menyediakan tampungan khusus banjir yang difungsikan sebagai pengendali banjir sebesar 30,50 juta meter kubik. Bendungan ini didesain mampu meredam dan mereduksi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun. Bendungan ini juga berfungsi untuk penyediaan air irigasi (9.420 hektar), air baku (500 liter per detik), PLTA (6,34 Megawatt).
Pekerjaan pembangunan bendungan Keureuto dilaksanakan dengan multi years dari tahun 2015 - 2019. Bendungan tersebut akan menjadi bendungan terbesar di Sumatera. Ia berharap proyek infrastruktur ini bisa meningkatkan perekonomian di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah.
PT Brantas Adipraya dengan join operation PT Pelita Nusa Perkasa akan mengerjakan tubuh bendungan dan saddle dam sebagai paket I proyek bendungan ini. Sedangkan, Paket II digarap PT Wijaya Karya untuk mengerjakan terowongan pengelak dan waterway. Sementara itu Paket III menjadi tanggung jawab Hutama Karya dengan join operation PT Perapen akan mengerjakan bangunan pelimpah (spillway).[]
(tempo.co)
Baca Juga :
.png)
0 komentar :